Sabtu, 25 April 2015

MANUSIA DAN PENDERITAAN

TUGAS 6


NAMA         : IRMA FAZRIYAH
NPM             : 15114461
KELAS         : 1KA32
DOSEN        : SENDY EKA NANDA



MATERI      : MANUSIA DAN PENDERITAAN



SUB TEMA : 

1.      Menjelaskan pengertian pengertian penderitaan beserta contohnya
2.    Menjelaskan pengertian siksaan dan menyebutkan 3 siksaan psikis
3.    Menjelaskan pengertian phobia dan penyebab seseorang merasa ketakutan
4.    Menjelaskan pengertian ketakutan mental beserta gejalanya
5.     Menyebutkan tahap-tahap gangguan kejiwaan
6.    Menjelaskan sebab-sebab ketakutan mental
7.     Menjelaskan hubungan antara penderitaan dan perjuangan
  • Menjelaskan pengertian pengertian penderitaan beserta contohnya
   Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.

Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.

Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.

Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama, penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin. Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC, banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang berpergian membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok di daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau keegoisan penumpang lain menambah penderitaan.

Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan datang.


Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.

Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.

Penderitaan juga dapat "menular" dari seseorang kepada orang lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan.

Contoh  penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.

Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.


Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).

            
Dalam riwayat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh penderitaan.

Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada zamanya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
            
Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar, berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik plin-plan, dengki, iri dan sebagainya.

Di bawah ini adalah beberapa contoh penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan kita:
1.      Pemutusan hak kerja  : Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya
2.      Kehilangan orang tua : Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
3.    Kemiskinan :  Dalam hal ini mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup seperti itu tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu lebih baik dari pada berlimpah harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua di atur oleh uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di buktikan dengan adanya kata-kata ” makan ga makan yang penting kumpul”.
4.      Bencana   :  Tidak ada yang dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah SWT. Bencana yang datang dapat menghilangkan sebagian ataupun  seluruh harta benda yang ada, bahkan dapat mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma yang diakibatkan oleh bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan banyak waktu untuk seseorang kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun kehidupannya seperti sedia kala.

  • Menjelaskan pengertian siksaan dan menyebutkan 3 siksaan psikis
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Dengan siksaan-siksaan itu Allah akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sebuah harian ibukota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokon, dan sebagainya.Dengan demikian jelaslah disatu pihak kasus siksaan, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu koran itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi. Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan  akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain  mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis
            Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia, banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

  • Menjelaskan pengertian phobia dan penyebab seseorang merasa ketakutan
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian yang dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses).
Selain itu, pengertian lainnya Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal. Bagi sebagian orang perasaan takut seorang pengidap phobia sulit dimengerti. Maka dari itu sering kali penderita phobia menjadi bulan-bulanan diantara teman-temannya. Banyak orang yang salah mengartikan antara phobia dan rasa takut. Jika anda merasa takut terhadap suatu hal maka anda akan berusaha untuk melindungi diri, sedangkan pada phobia rasa takut tersebut akan menguasai penderita dan membuat si penderita menjadi lemah. Dalam keadaan normal setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan rasa takut. Tapi jika seseorang tersebut terus menerus merasakan ketakutan berlebihan hal ini akan menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi merupakan suatu keadaan mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan karena ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan perasaan takutnya.
Seseorang yang mengalami fiksasi akan mengalami kesulitan emosi dikemudian harinya. Hal ini dikarenakan ia tidak memiliki saluran pelepasan emosi yang tepat. Kecemasan yang tidak diatasi lebih awal akan berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif terus menerus ditekan kembali ke alam bawah sadarnya.
Menurut para ahli phobia dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a. Agoraphobia : Takut akan tempat ramai. Nama agora ini diambil dari nama pasar dan balai pertemuan di jaman Yunani Kuno. Mereka yang menderita phobia biasanya akan merasa cemas saat berada ditengah kerumunan orang. Jika orang yang ada disekitarnya semakin banyak, maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Maka dari itu penderita agoraphobia ini lebih suka menyendiri.
b. Social Phobia : Takut bertemu orang. Pengidap social phobia ini tidak sama dengan pemalu. Namun lebih kepada rasa takut yang begitu besar yang dirasakan saat bertemu orang lain. Ketakutan ini meliputi rasa takut bahwa orang lain akan menilai fisiknya buruk, ia tidak akan bisa bicara baik depan orang lain, dan sebagainya.
c. Specific Phobia : Ketakutan terhadap beberapa hal yang lebih spesifik. Seperti misalnya takut pada ketinggian, takut akan petir, takut akan hewan tertentu, takut berada diruang sempit, dan takut pada kegelapan.
PENYEBAB PHOBIA
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.
Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.
Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.
Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.
Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.
  • Menjelaskan pengertian ketakutan mental beserta gejalanya
Mental disorder sendiri punya pengertian adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental (kesehatan mental) yang terjadi seorang individu. disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme-adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan atau mental terhadap stimuli eksternal dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur pada satu bagian, satu organ, atau satu sistem kejiwaan.
Mental disorder mempunyai pertanda awal antara lain : perasaan cemas, ketakutan, apatis, cemburu. iri, marah-marah secara eksplosif, antisosial, ketegangan kronis dan lainnya. singkatnya, kekacauan mental merupakan bentuk gangguan pada ketenangan batin dan harmoni dari struktur kepribadian.
Penampilan dari mental disorder itu biasanya berupa gejala-gejala sebagai berikut :
•Banyak konflik batin
 Ada rasa tersobek-sobek oleh pikiran-pikiran dan emosi-emosi yang antagonistis bertentangan. Hilangnya harga diri dan kepercayaan diri. Orang merasa tidak aman, dan selalu diburu-buru oleh suatu pikiran atau perasaan yang tidak jelas, hingga ia merasa cemas dan takut. Dia lalu menjadi agresif, suka menyerang, bahkan ada yang berusaha membunuh orang lain, atau melakukan usaha bunuh diri (agresivitas ke dalam).
•Komunikasi sosialnya terputus, dan ada disorientasi social
 Timbul kemudian delusi-delusi (ekspresi kepercayaan yang dimunculkan kedalam kehidupan nyata) yang menakutkan; atau dihinggapi delusi of grandeur (merasa dirinya super, paling). Selalu iri hati dan curiga. Ada kalanya dihinggapi delusion of persecution atau khayalan dikejar-kejar. Sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan, atau melakukan destruksi-diri dan bunuh diri.Ada pasien yang menjadi hyperaktif, sehingga menggangu sekitarnya; bahkan bisa berbahaya bagi lingkungannya. Pasien lain menjadi catatonic, yaitu kaku membeku; dikombinasikan dengan membisu, dan stupor (separuh sadar, membeku tanpa pengindaraan), sampai menjadi hebefrenic (mental/jiwa menjadi tumpul) atau ketolol-tololan. selanjutnya oleh rasa panik hebat, dia bisa membunuh orang lain atau melakukan bunuh diri.

•Ada gangguan intelektual dan gangguan emosional yang serius
 Penderita mengalami ilusi-ilusi optis (ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia), halusinasi-halusinasi berat dan delusi.
A.PSIKOPAT (pribadi yang sosiopatik, pribadi yang anti sosial).
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Gejala-gejala psikopat
1.       Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.

2.      Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
3.      Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
4.      Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
5.      Sikap antisosial di usia dewasa.
6.      Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
7.      Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
8.     Impulsif (dorongan yang didasarkan keinginan atau untuk pemuasan atau keinginan secara sadar maupun tidak sadar) dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
9.      Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10.  Manipulatif (keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari hubungan dengan orang lain) dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
11.   Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
TEORI PENYEBAB
Berbagai teori dikemukakan oleh para peneliti untuk menjelaskan kemungkinan penyebab kepribadian psikopat. Di antaranya teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian posterior hippocampal dan peningkatan intensitas otak bagian callosal white matter. Teori lain adalah gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut menciptakan karakter monster seorang psikopat.
Mungkin saja tidak ditemukan kerusakan otak pada seorang yang menunjukkan gejala psikopatik, melainkan terdapat anomali dalam caranya memproses informasi. Hal ini pernah dibuktikan dalam penelitian menggunakan MRI melalui pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada orang nonpsikopat terlihat banyak sekali aktivasi di amigdala (suatu area di otak), sedangkan pada psikopat tidak tampak perbedaan sama sekali. Peningkatan aktivitas otak psikopat terjadi di area lain pada otak yaitu area ekstra-limbik. Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional di area otak tersebut.

B. PSIKONEUROSA
1.HISTERIA
a. Gejala-gejala histeria
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang- rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala- gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
b. Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria  minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor.
1)Histeria minor atau reaksi konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik,dengan gejala : lumpuh kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst
2)Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.
c. Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa.
d. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk  menyembuhkan hysteria yaitu :
•Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer)
•Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud)
•Psikoterapi suportif
•Farmakoterapi.
2.Bentuk-bentuk dissosiasi kepribadian
A. FUGUE (amnesia/kehilangan ingatan)
Fugue disosiatif adalah satu atau lebih episode amnesia di mana ketidakmampuan untuk mengingat beberapa atau semua dari satu masa lalu dan salah satu hilangnya identitas seseorang atau pembentukan identitas baru terjadi dengan tiba-tiba, perjalanan tak terduga, tujuan jauh dari rumah.
GEJALA SPESIFIK TERMASUK:
Gangguan dominan adalah tiba-tiba, tak terduga perjalanan jauh dari rumah atau seseorang tempat kerja adat, dengan ketidakmampuan untuk mengingat masa lalu seseorang.  Kebingungan tentang identitas pribadi atau asumsi identitas baru (sebagian atau lengkap). Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama memisahkan Identity Disorder dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat, obat) atau kondisi medis umum (misalnya, epilepsi lobus temporal).
Gejala-gejala klinis yang signifikan menyebabkan distres atau gangguan di daerah penting sosial, pekerjaan, atau fungsi. Seringkali orang tersebut tidak memiliki gejala-gejala atau hanya bingung yang ringan selama fugue tersebut, meskipun begitu, ketika fugue tersebut berakhir, orang tersebut bisa mengalami depresi, tidak nyaman, sedih, malu, konflik hebat, dan kecendrungan untuk bunuh diri atau impuls agresif.
TERAPI
Kebanyakan fugue berlangsung hitungan jam atau harian dan hilang dengan sendirinya. Dissociative fugue diobati lebih banyak seperti dissociative amnesia, dan pengobatan bisa termasuk penggunaan hypnosis atau wawancara obat-difasilitasi. Meskipun begitu, uoaya untuk menyimpan ingatan pada periode fugue biasanya tidak berhasil. Seorang terapis bisa membantu orang tersebut untuk memeriksa pola mereka pada penanganan jenis situasi tersebut, konflik, dan mood yang memicu (precipitated) episode fugue untuk mencegah perilaku fugue berikutnya.

B. SOMNABULISME (tidur berjalan)
Gangguan tidur Parasomnia (menjelang tidur). Berjalan dalam tidur timbul dari gelombang lambat tahap tidur dalam keadaan kesadaran rendah dan melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan selama keadaan kesadaran penuh. Kegiatan ini dapat sebagai jinak seperti duduk di tempat tidur, berjalan ke kamar mandi, dan membersihkan, atau berbahaya seperti memasak, mengemudi, sangat gerakan kekerasan, meraih di objek hallucinated, bahkan pembunuhan.
TAHAPAN TIDUR
Tidur dikategorikan ke dalam tahapan siklus antara tidur REM dan tidur NREM. Tidur NREM ini dibagi lagi menjadi empat tahap : tahap 1 (waktu tidur cahaya), tahap 2 (periode tidur konsolidasi), dan tahap 3 dan 4 ( gelombang lambat periode tidur). Pada orang dewasa normal, siklus akan berlangsung sekitar 1,5 jam. Menurut Lavie, Malhotra, dan Pilar, "Panjang dan isi perubahan siklus tidur sepanjang malam serta dengan usia." Sleepwalking umumnya terjadi selama sepertiga pertama dari malam (11:00-1:00). selama tahap tidur NREM gelombang lambat. Tinggi delta aktivitas di dalam otak biasanya menyertai tidur NREM gelombang lambat, dan ketika 20-50% dari seluruh kegiatan adalah aktivitas delta, tahap 3 dinilai. Aktivitas delta mencapai 50% atau lebih tinggi, stadium 4 dinilai. Biasanya, jika sleepwalking terjadi pada semua, hanya akan terjadi sekali dalam satu malam.
PENYEBAB
Beberapa ahli berteori bahwa perkembangan sleepwalking pada anak adalah karena adanya keterlambatan pematangan. Ada juga tegangan tinggi gelombang delta dalam somnambulists sampai 17 tahun. Kehadiran ini mungkin menyarankan sebuah ketidakdewasaan dalam sistem saraf pusat, juga kemungkinan penyebab sleepwalking. Berjalan dalam tidur yang berkerumun dalam keluarga, dan persentase anak-anak tidur sambil berjalan meningkat menjadi 45% jika salah satu orang tua terkena, dan 60% jika kedua orang tua terkena. Namun, tidak ada preferensi dicatat untuk atau perempuan individu jantan. Dengan demikian, faktor-faktor diwariskan tampaknya mempengaruhi individu untuk mengembangkan tidur sambil berjalan, tetapi ekspresi sifat mungkin juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor pengendapan lainnya untuk berjalan dalam tidur merupakan faktor yang meningkatkan tahap tidur gelombang lambat. Ini paling sering termasuk kurang tidur, demam, dan kelelahan berlebihan. Penggunaan beberapa neuroleptik (Obat anti Psikotik) atau hipnotik (Obat anti Depresi) juga dapat menyebabkan tidur sambil berjalan terjadi.
C. MULTIPLE PERSONALITY
Mungkin tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami masalah kepribadian ganda. Sebelum abad ke-20, gejala psikologi ini selalu dikaitkan dengan kerasukan setan. Namun, para psikolog abad ke-20 yang menolak kaitan itu menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD). Berikutnya, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai, gejala ini diberi nama baru, Dissociative Identity Disorder (DID). DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.
Proses terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi. Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan. Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman. Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda. Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
CIRI-CIRI:
Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
1.Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
2.Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
3.Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.
Dari empat poin ini, poin nomor 3 memegang peranan sangat penting. 98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa. Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya. Mereka mengajukan argumennya berdasarkan pada kasus Sybill yang ternama.
3. PSIKAASTENIA: Psikastenia merupakan tipe psikoneurosa (gangguan syaraf-syaraf kejiwaan) ditandai oleh reaksi-reaksi kecemasan yang diikuti kompulsi, obsesi dan ketegangan-ketegangan fobik (akibat fobia).
B. OBSESI
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
C. KOMPULSI
Kompulsi adalah tendensi atau keinginan yang tidak dapat dicegah untuk melakukan sesuatu perbuatan, tidak bisa dikontrol, dan tendensi itu tidak bisa dikendalikan dan sewaktu melakukan perbuatan yang sebenarnya sangat bertentangan dengan kemauan yang disadari. Hal tersebut menurut J.P. Chaplin dalam kutipan Kartini Kartono disebut sebagai suatu keadaan psikologis, di mana seseorang bertindak berlawanan dengan kemauannya sendiri atau bertentangan dengan kecenderungan kehendak hati yang disadari´.
Gejala-gejala kompulsi seseorang tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi antara lain:
1.       Pernah trauma mental, emosional sehingga seseorang mengadakan penekananpengalaman mental lama ke dalam ketidaksadarannya;
2.      Bisa juga seseorang mengalami konflik serius antara keinginan kuat berbuat, namun berlawanan dengan perasaan-perasaan takut yang serius di dalam diri pada saat yang sama;
3.      Ada juga akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah mematri yang berlawanan dengan kata hati dan kesadaran diri;
4.      Bisa juga perbuatan kompulsif merupakan tuntutan pengganti keinginan-keinginan yang ditekan.
4. TICS atau gangguan gerak-gerak fasial.
Tics motor sederhana meliputi:
• hidung kerutan
• kepala berkedut
• mata berkedip
• menggigit bibir
• wajah meringis
• berulang atau obsesif menyentuh
• menendang
• melompat
Tics vokal umum meliputi:
• batuk
• kliring tenggorokan
• dengkur
• sniffing
• gonggongan
• desis
5. HIPOKHONDRIA
Hipokondria adalah kecemasan yang berlebihan terhadap satu atau beberapa penyakit. Penderita hipokondria akan selalu menanggapi keluhan-keluhan fisik dengan sangat serius, dan menyimpulkan bahwa dia menderita penyakit tertentu.

6. NEURASTHENIA
Penyakit neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang diserang akan merasakan diantaranya :
seluruh badan letih, tidak bersemangat, lekas merasa payah, walaupun sedikit tenaga yang dikeluarkan. Perasaan tidak enak, sebentar-sebentar ingin marah, menggerutu dan sebagainya. Tidak sanggup berpikir tentang suatu masalah, sukar mengingat dan memusatkan perhatian. Apatis, acu tak acu. Sangat sensitif terhadap cahaya dan suara, sehingga detik jam saja menyebabkan tidak bisa tidur.
Selain gejala tersebut mungkin pula terdapat gejala-gejala tambahan seperti :
Tidak adapat tidur, sehingga ia menjadi gelisah. Kepala selalu pusing, kadang-kadang rasa menekan. Sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit, sehingga ia sering memeriksakan dirinya ke dokter. Takut mati, pikirannya selalu diganggu oleh masalah mati dan penyakit.
Penyakit ini disebabkan oleh karena terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan, terhalangnya keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan. Selain itu terlalu banyak mengalami kegagalan hidup, semua itu menyebabkan kegelisahan dan tertekannya perasaan.
7. ANXIETY NEUROSIS
Neurosis Kecemasan adalah gejala paling umum terjadi antara individu-individu psikoneurosis kecerdasan rata-rata di atas. Ross telah mendefinisikan itu, sebagai suatu gejala yang timbul dari adaptasi yang rusak oleh tekanan dan ketegangan hidup. Hal ini disebabkan oleh lebih dari tindakan dalam upaya untuk memenuhi kesulitan.
Gejala neurosis Kecemasan
Umumnya memiliki sensasi menyedihkan dari kurungan atau menjadi berpagar dalam perasaan tak berdaya terkena beberapa ancaman tak tentu, kerusuhan mental dan ketegangan, adalah fitur dari kecemasan.
Tanda-tanda vegetatif dari pelebaran murid, wajah pucat, batas-batas berkeringat, kekeringan pada mulut, diare, kehilangan nafsu makan, insomnia, penurunan libido dan potensi, peningkatan tekanan darah dan tingkat gula darah dll menyertai sindrom kecemasan.
Penyebab neurosis Kecemasan
Menurut Freud, ketika seseorang libidonya sedang memuncak tetapi tidak menemukan penyaluran kepuasan yang tepat maka dia juga bisa terserang kecemasan yang kadang tidak beralasan.
Konflik emosional: Menurut McDougall dan Gardon, neurosis kecemasan dapat timbul sebagai akibat konflik antara dua emosi. Represi dari kecenderungan menonjolkan diri: Menurut Adler, impuls manusia yang paling penting dan paling kuat adalah untuk menegaskan dirinya sendiri. Jika ego orang-orang yang tidak berkembang dengan baik dan dia malah mengembangkan rasa rendah diri maka dirinya dengan tegas adalah ditekan, dan ini menyebabkan pengembangan neurosis kecemasan.
Konflik Mental dan Frustrasi: Menurut O'Kelly, akar penyebab neurosis kecemasan adalah konflik mental dan frustrasi. Apapun penyebab neurosis kecemasan dapat dikatakan, untuk menjelaskan secara penuh dalam kasus pasien apapun dan kebenaran adalah bahwa dalam keadaan tertentu satu atau lebih bahkan semua penyebab ini dapat hadir pada akar neurosis kecemasan.

Fakta dan Tips tentang Anxiety Neurosis
•Kegelisahan neurosis ditandai ke situtation psikiatri di mana gangguan emosi atau konflik tak sadar diekspresikan melalui jenis gangguan fisik, psikologis dan mental.
•Penderita neurosis kecemasan ingin mendapatkan yang lebih baik tetapi tidak dapat menemukan keterampilan berupaya untuk menciptakan kehidupan, lebih kaya lebih bermakna.
•Kecemasan menyebabkan gangguan panik, seseorang menderita serangan teror singkat intens dan ketakutan, sering ditandai dengan gemetar, gemetar, kebingungan, pusing, mual, kesulitan bernafas.
•Kegelisahan datang ke kelas fungsional, termasuk gangguan mental tertekan namun tidak halusinasi delusionsor, di mana perilaku tidak luar kondisi sosial diterima. Hal ini juga disebut psikoneurosis atau gangguan neurotik.
•konseling yang tepat, meditasi ringan dan realisasi diri dapat membantu dalam mengobati Neurosis Kecemasan.
8. PSIKOSOMATISME
Kondisi di mana sejumlah konflik psikis atau psikologis dan kecemasan menjadi sebab dari timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah atau justru membuat semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.
Penyakit-penyakit yang biasa di derita akibat psikosomatisme:
- Hypertension dan effort syndrome (Darah Tinggi)
- Peptic ulcer (Radang Lambung)
C.PSIKOSA FUNGSIONAL
Psikosa fungsional/psikosis ialah penyakit mental yang parah, dengan ciri khas adanya disorganisasi proses berfikir, gangguan emosional, disorientasi waktu, ruang dan person dan beberapa kasus disertai halusinasi dan delusi.
Psikosa fungsional merupakan penyakit mental secara fungsional yang berat dan non-organik sifatnya, ditandai oleh disentegrasi kepecahan kepribadian dan maladjustment sosial yang berat orangnya tidak mampu mengadakan relasi dengan dunia luar, sering sering terputus sama sekali dengan realitas hidup, lalu menjadi inkom peten secara sosial.
Macam-macamnya Psikosa Fungsional:
1.SCHIZOFRENIA
ShizofreniaAdalah nama umum untuk sekelompok reaksi-reaksi psikotis. Dicirikan oleh penarikan diri, gangguan/kekacauan pada kehidupan emosinal dan efiktif, disertai halusinasi dan delusi-delusi, tingkah laku negatifitas dan kerusakan/kemunduran jiwani yang progresif. Sizoferenia juga merupakan bentuk kegilaan dengan disentegrasi pribadi, tingkah laku emosional dan intelektual yang ambigious dan terganggu secara serius.
Macam-macam Shizofrenia adalah:
a.SCHIZOFRENIA HEBEFRENIC (penumpulan mental atau jiwa)
Ciri-ciri schizofrenia hebefrenik ialah:
-reaksi sikap dan tingkah laku yang kegila-gilaan, suka tertwa, mudah tersinggung dan mengakibatkan kemarahan.
-Pikiran selalu melantur, berhalusinasi, dan sering berlagak sok dan ada regresi.
-Terjadi regresi degenerasi secara total dan kekanak-kanakan.
b.SCHIZOFRENIA CATATONIC (kaku tertahan-tahan)
ciri-ciri shizofrenia jenis ini adalah:
-urat-uratnya jadi kaku, yaitu badan jadi kaku seperti malam, cendrung kearah negativisme ekstrim.
-sering mengalami catdlepsy, yaitu dalam tidak sadar seperti kondisi trance; seluruh badannya jadi kaku, tidak pejal dan tidak bisa membengkokkan.
c.SCHIZOFRENIA PARANOID
ciri-ciri schizofrenia jenis ini adalah:
-penderita diliputi maca-macam delusi dan halusinasiyang terus-menerus berganti coraknya dan tidak beratur sifatnya.
-Emosi pada umumnya beku dan sangat apatis.
2.MANIS DEPRESIF
Bentuk ketakutan/atau penyakit mental serius berupa gangguan emosioanal dan suasana ekstrim, yang terus-menerus bergerak gembira-ria, tertawa-tawa/elation, sampai pada rasa depresi, sedih, putus asa.
3.PARANOIA
Psikosa pranoia ialah gangguan mental amat serius, dicrikan dengan timbulnya banyak delusi penyiksaan (delusion of persecution) atau delusi besaran yang “disistematiskan” dengan kemerosotan jiwan ringan dan ide fixed yang kaku dan salah.
-Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.
-Regresi ialah prilaku yang surut kembali pada pola-reaksi atau tingkat perkembangan yang premitif, yang tidak adekuat, pada pola tingkah laku kekanak-kanakan, infatil, dan tidak sesuai tingkat usianya.
PSIKOTERAPI
Pilhan utama bagi banyak gangguan mental adalah psikoterapi. ada beberapa jenis psikoterapi :
·         okognitif terapi perilaku (CBT) : secara luas digunakan dan didasarkan pada memodifikasi pola-pola pemikiran dan perilaku berkaitan dengan gangguan tertentu.
·         opsikoanalisi : menangani konflik psikis yang mendasarinya.
·         osistemik terapi atau terapi keluarga : menangani jaringan orang lain.
PENGOBATAN
Pilihan utama bagi banyak gangguan mental adalah obat psikiatris. ada beberapa jenis pengobatan :
-antidpresan :digunakan untuk pengobatan dpresi klinis serta sering untuk kecemasan dan gangguan lain.
-anxiolytics : digunakan untuk gangguan kecemasan dan masalah-masalah terkait seperti insomnia.
-mood stabilizer : digunakan terutama dalam gangguan bipolar.
-antipsikotik : digunakan untuk gangguan psikotik, khususnya untuk gejala positif skizofrenia.
-stimulan : umum digunakan, terutama untuk ADHD.
  • Menyebutkan tahap-tahap gangguan kejiwaan
Tahap –  tahap gangguan jiwa :
 1.Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
 2.Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
 4.Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah  penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
 5.Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6.Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut
  • Menjelaskan sebab-sebab ketakutan mental
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
1.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.      Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang  bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.      Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Proses- proses kekalutan mental:
Positif , bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif , bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
  • Menjelaskan hubungan antara penderitaan dan perjuangan
Hubungan antara Penderitaan dan Perjuangan Cara pembebasan dari penderitaan ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,dengan waspada, dan disertai do’a kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang menentukan.
Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat

http://meledugcom.blogspot.com/2011/03/mental-disorder.html
http://sisyfasyfa4.blogspot.com/2011/06/hubungan-penderitaan-dan-perjuangan.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar